Senin, 13 April 2009

ANJING DESA

15/12/02



Dalam debar jantungku dan detak nadiku
yang melaju di lorong-lorong jalan itu,
Kulihat lagi anjing-anjing desa dengan taringnya yang meringis
Kuterpacu tuk berpaling
Namun sisi hatiku mengajakku untuk terus melangkah
walau apapun yang terjadi

Tanpa sadar kusampai tepat di depan anjing-anjing desa itu
Sejenak mereka terdiam
Lantas mereka berebutan untuk lebih dulu menerkamku

Kucoba menyapa sekian anjing yang sekiranya tak begitu buas
Dan aku pun berlalu darinya
Tapi sebelum bayangku hilang darinya
Aku sempat dengar lagi seekor anjing melolong panjang di tengah gerombolannya
Seakan ia tengah berencana mencincangku

Sisi lain hatiku terasa pedih oleh juluran lidah itu
Kutenangkan jiwaku yang bergejolak menahan api amarah
Sepintas terbesit olehku untuk memusnahkan mereka saja
Tapi aku segera tersadar semua itu bukan kuasaku
Hanya Dia yang berkehendak atas semuanya

Akhirnya kuterima semua itu
Walau seluruh keping hatiku berontak
Awas kau anjing desa!
Satu saat nanti kau yang akan kucincang
Dan kubiarkan bangkaimu menjadi santapan kawanmu sendiri

Hai, anjing desa dalam kerumunan!
Di kala cakrawala senja dan redup bias mentari
Dengarlah suara hatiku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar