SF 08/06/04
Ketika kutulis puisi ini, aku telah mendapatkan sepucuk harapan
yang kau titipkan bersama suara jiwamu
tatkala kita berpadu dalam bunga impian
dan ku sanggup rasakan getar yang tersembunyi dariku dulu
Kehidupan telah mengantarkan kita pada satu persinggahan jiwa-jiwa yang mendamba cinta
Ia menghamparkan di hadapanku permadani keindahan
yang sempat ia rajut ketika jiwa kita terlena
dan tak menghiraukan sang waktu yang melambai perlahan ke arah kesunyian hati di kala fajar bergulir menyambut mentari
Kau,
Seseorang yang dibawakan hari-hari kebahagiaan di hidupku
untuk memberi sentuhan pada jejakku di jalan tak berujung ini
Kau,
Melati yang mewangi mengisi relung-relung jiwaku
Dan ingin kukatakan padamu rentetan kata terindah yang belum pernah dirangkai oleh pujangga-pujangga dunia
meski aku harus menyelami samudera kebisuan
agar kuperoleh permata kata diantara warna-warna keindahanmu
Saat ini, aku ingin kau mendengar syair yang kucoba kutulis untukmu
agar mampu memberi kedamaian hati dalam dekapan cinta
Saat ini, aku melangkah dan kucari dirimu dalam makna kata yang menuntun tanganku untuk menuliskannya
Semoga kau sanggup menerima ungkapan rasa
meski mungkin kataku tak seperti yang ingin kau dengarkan
tapi aku ingin puisi ini mampu menyampaikan kepadamu
bahwa kau adalah dia yang diceritakan Dewi Cinta kepadaku di satu kesempatan
Senin, 13 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar