Minggu, 26 April 2009

KOTA-KOTA JIWA - Kota Ammarah

Ketika aku mengembara di dunia fana ini, Allah menunjukkan jalan yg lurus. Ketika menelusuri jalan itu diantara tertidur dan terjaga, seolah2 di dalam mimpi, aku tiba di sebuah kota yg diselimuti kegelapan. Gelap itu sangat pekat sehingga aku tidak dapat melihat atau memperkirakan batasnya. Kota ini berisi segala yg diciptakan. Ada banyak orang dari berbagai bangsa dan suku. Begitu sesaknya jalan2, orang sulit berjalan. Begitu gaduhnya sehingga sulit mendengar ucapan orang lain. Semua perbuatan buruk dari segala makhluk, semua dosa yg kuketahui maupun tidak kuketahui, mengelilingi aku. Dalam rasa takjub dan kagum, aku menyaksikan pemandangan aneh.

Nun juah di sana, di bagian tengah kota ini, ada kota lain dg dinding yg tinggi dan besar.

Apa yg kusaksikan di sekelilingku membuatku berpikir bahwa sejak mulanya, tdk pernah ada sinar dari cahaya matahari kebenaran yg menerangi kota ini. Tidak hanya langit, lorong2 dan rumah2 di kota ini yg berada dalam gelap gulita, tetapi para penduduknya bagaikan kelelawar, mempunyai pikiran dan mata hati sepekat malam. Sifat dan perbuatan mereka laksana anjing2 liar. Saling menyalak dan menggigit satu sama lain hanya demi sesuap makanan, yg diperebutkan dg penuh nafsu dan amarah. Mereka pun saling mencabik satu sama lain. Kesenangan mereka adalah minum khamr, dan berhubungan seks tanpa rasa malu, tanpa membedakan pria dan wanita, istri dan suami, dan sebagainya. Berdusta, menipu, mengumpat, memfitnah, dan mencuri menjadi kebiasaan mereka tanpa rasa peduli kepada yg lain, sadar atau takut kepada Allah. Banyak dari mereka yg mengaku muslim. Sebenarnya, sebagian dari mereka dianggap sebagai orang bijak- para syekh, guru, ulama, dan dai.

Sebagian mereka yg mengetahui perintah2 Allah dan mengenal apa yg diharamkan Allah, berupaya mengatasi hal itu dan menemukan kepuasan di dalamnya dan tak lagi berhubungan dg penduduk kota itu. Para penduduk kota tidak bersikap ramah terhadap mereka. Aku dengar mereka berlindung di dalam kota berdinding yg kulihat berada di bagian tengah alam ini.

Aku tinggal di bagian luar kota ini untuk beberapa saat. Selama waktu itu, aku bertemu dg seorang yg mendengarkan aku dan memahami apa yg kukatakan. Dia memberitahu aku bahwa kota itu adalah Ammarah, kota yg angkuh, kota kebebasan dimana setiap orang mengerjakan apa yg membuatnya senang. Aku bertanya mengenai keadaan mereka. Dikatakannya bahwa itulah kota tempat bersenang2 yg bersumber dari sikap lalai dan alpa. Dalam kegelapan yg menyelimutinya, msg2 orang mengira bahwa dialah satu2nya orang. Aku bertanya kepadanya mengenai nama pemimpin mereka. Dia memberitahukan aku bahwa nama pemimpin itu adalah 'Aql al-Ma'asy. Dia adalah ahli nujum, dukun, pengatur yg mengatur segala sesuatu, dokter yg menyembuhkan orang yg nyaris mati, raja berilmu yg tiada bandingannya di dunia ini. Para penasehat dan menterinya disebut Logika. Putusannya ditetapkan atas dasar Hukum Akal Sehat Kuno. Pelayanannya disebut Imajinasi dan Angan-angan. Dia mengatakan bahwa semua penduduk setia kpd pemimpin mereka, tdk hanya menghormati dan menghargai dia dan pemerintahannya tetapi juga mencintainya karena mereka semua merasa memiliki kesamaan dengannya dalam sifat, kebiasaan, dan perilaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar