Rabu, 22 April 2009

Label Islam dan Komunitas Islam

Kita tentu tahu bahwa ada banyak komunitas yg berlainan di masyarakat kita tapi sebenarnya secara garis besar bisa digolongkan menjadi 2 komunitas saja yakni komunitas tentang keduniawian dan komunitas yg berorientasi pd kehidupan akherat. Meski keduanya bisa saja saling melengkapi tapi yg terjadi di masyarakat justru perpecahan, sepertinya antara 2 komunitas tersebut tak bisa disatukan.

Di sekolah, di kampus, di kantor, atau di masyarakat, kita seringkali mendengar orang yg berucap dg istilah2 Islam seperti ikhwan, akhwat, jihad, dakwah, pengajian, taaruf, dan lain sebagainya. Sayang istilah2 itu kemudian hanya menjadi label saja. Artinya mereka mengucapkan istilah2 Islam tersebut hanya agar mereka disebut komunitas Islam. Tengok saja orang2 di sekitar kita. Ada yg ngaku ikhwan tapi ngeliat akhwat berjilbab besar malah dipelototin. Katanya sexy kalo cewek itu berjilbab. Ada juga yg rutin pengajian padahal hampir tiap bulan ia pergi ke dukun untuk minta jampi2, ada juga yg sok peduli pd krisis Afghanistan atau Pakistan lantas memusuhi saudara kita yg non muslim, ada juga yg gayanya jihad padahal cuma diperbudak nafsu untuk berbuat keonaran, ada yg kerjanya berdakwah tapi kelakuannya tak seperti yg dikatakannya. Sebagai contoh ia berceramah bahwa harta harus dimanfaatkan di jalan Allah dg membantu sesama yg membutuhkan tapi kenyataannya ia justru mengkoleksi puluhan Harley Davidson yg dibiarkan menganggur di rumahnya. Bukankah ini suatu hal yg mubadzir dan tidak menggunakan hartanya di jalan Allah. Bukankah dari pada mengkoleksi Harley Davidson yg harganya ratusan juta rupiah hanya untuk dipajang lebih baik ia menggunakan hartanya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yg lebih luas lagi atau menyedekahkannya kepada para fakir miskin. Jangan anda bilang memberikan harta kepada mereka tidak melatih kemandirian dan hanya membuat mereka menjadi malas. Bukankah lebih mulia memberi dari pada menyembunyikan hartanya. Paling tidak mereka bisa bertahan hidup dg pemberian tersebut. Maaf kalo ada yg tersinggung di sini.

Label Islam seperti di atas seakan begitu akrab dg telinga kita. Bahkan kita sering kali muak ketika mereka mengucapkan itu. Muak dg gaya mereka yg berlindung pada label Islam lantas membentuk komunitas sendiri dan mencibir mereka yg berlainan pandangan. Inilah yg membuat Islam kehilangan keindahannya. Yg ada adalah cibiran balik dari komunitas keduniawian kepada komunitas Islam.

Coba kita telaah diri kita masing2. Saat anda bertemu dg seorang pezina apa yg anda lakukan. Saya yakin kebanyakan dari anda akan langsung mencibirnya dan menjauhinya karena jijik. Ada juga yg mencoba menasehatinya dan bila gagal langsung menjauhinya. Atau bahkan ada juga yg membuatnya menjadi bahan dakwahnya dg secara tidak langsung telah mengolok-oloknya.

Hal inilah yg membuat mereka yg ber-KTP Islam tidak mau menjadi komunitas Islam dalam arti tidak menjalankan syariat Islam. Mengapa? Karena mereka tidak melihat keindahan pd agama Islam. Yg mereka lihat adalah sebuah kemunafikan dari orang2 yg mengaku sebagai Komunitas Islam. Akhirnya yg ada adalah komunitas Islam yg tidak Islami. Semoga kita bisa membenahi diri masing2 dan menjadi orang Islam yg rahmatan lil 'alamin. Jangan hanya hidup dalam komunitas Islam tapi mari kita tunjukkan kepada dunia bahwa Islam itu indah bukan agama kekerasan atau agama yg memaksakan syariat. Ingat syariat tanpa hakekat tak ada artinya. Lebih baik luluhkan hati mereka dg keindahan Islam dari pada kita memasukkan doktrin2 Islam secara paksa ke dalam otak mereka.

Mari Berjuang dan Tunjukkan pada Dunia bahwa Islam itu Indah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar